Bentuk Kelompok PETINJU, Mahasiswa Universitas Jember Selesaikan Problem Kotoran tєrnαk

PETINJU itu singkatan dari Peternak Inovatif dan Maju, sebenarnya anggotanya tidak hanya peternak di Desa Babatan, namun juga para petaninya. Sebab kami ingin membentuk ekosistem ternak dan tani agar keberlanjutan program ini bisa terjamin,” ujar Deviana Fitria Astuti yang bersama empat rekannya membuat program bertema “BES: Bed Vermicompost dan Earthworm Separator Sebagai Inovasi Pengelolaan Limbah Kotoran Sapi Pada Kelompok Peternak Di Desa Babatan Jember”.
Deviana bersama Dyah Retno Anggraini, Indah Setyowati, Damaita Afriana adalah mahasiswi Program Studi Proteksi Tanaman. Sementara Raisa Wahyu Nurani adalah mahasiswi di Program Studi Penyuluhan Pertanian. Kesemuanya mahasiswi Fakultas Pertanian yang dibina oleh dosen, Ankardiansyah Pandu Pradana, mendampingi peternak di Desa Babatan Jember mengurangi dampak negatif kotaran sapi.
Untuk menghasilkan 300 kilogram kompos kami menggunakan 300 kilogram kotoran sapi yang kemudian dicampur dengan 150 kilogram tanah. Setelah tercampur rata kami siram dengan cairan EM4 menjadi bed vermicompost. Setelah siap, kami sebarkan cacing merah seberat 5 kilogram. Secara berkala kami memberikan pakan ampas tahu untuk cacing merah agar berkembangbiak dengan baik. Setelah sebulan, maka kompos siap digunakan,” jelas Dyah Retno.
Kompos bisa dijual sekilonya empat ribu rupiah, sementara bibit cacing merah dihargai empat puluh ribu per kilogramnya. Sementara untuk memisahkan cacing dari kompos, mereka menggunakan alat earthworm. Alat ini mereka desain sendiri berdasarkan referensi yang ada, sementara pembuatannya dibantu mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember.
ínfσ lєngkαp вíѕα kunjungí línk :https://unej.ac.id/.../bentuk-kelompok-petinju-mahasiswa.../

Komentar