Kesadaran Mengolah Sampah

Sampah menjadi momok yang menakutkan bagi pemerintahan kota,pasalnya setiap tahun volume sampah selalu meningkat. Sampah rumah tangga adalah  penyumbang terbesar sampah ditempat pembuangan sampah. Untuk itu, sangat diperlukan partisipasi warga masyarakat agar masalah sampah yang tak pernah putus ini, sedikit demi sedikit bisa tertangani. Perlu dicermati, perilaku warga seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, di jalan, di sungai dan di tempat lain masih sulit diubah.

Berbagai slogan, larangan edukasi ke warga tak henti dilakukan. Namun karena prilaku jelek ini sudah menjadi kebiasaan sehingga sulit diubah menset tersebut. Walhasil, masalah sampah rasanya tidak kunjung mulus diselesaikan dengan tuntas. Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah, LSM yang cinta lingkungan dan lembaga lain yang peduli dengan masalah sampah Sampai sekarang ini.

Sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat sampah khusus sudah disediakan, misalnya tempat sampah bahan organik, sampah khusus plastik, dan tempat sampah khusus logam. Anehnya tempat sampah itu sepertinya tidak berfungsi. Tempat sampah organik isinya plastik, sandal, dan sampah-sampah lain bercampur menjadi satu. Karena itu, masalah sampah tidak cukup hanya dengan menyediakan tempat sampah khusus saja. Penyelesaian masalah sampah sebaiknya dimulai dari tingkat yang paling rendah yakni penghasil sampah. Cara praktis mengelola sampah rumah tangga itu merupakan alternatif yang mudah bagi warga yang berada di kota-kota besar dan bermanfaat bagi dunia pertanian.

Dari mengolah sampah sendiri secara bertahap diharapkan terjadi perubahan perilaku masyarakat. Diharapkan masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, baik itu di selokan atau saluran air dan pinggir jalan. Dan yang lebih penting muncul ’social control’ dari masyarakat itu sendiri untuk mengelola sampah dengan baik. Misalnya saja ada semacam hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah sembarangan. Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Lebih jauh lagi, orang malu dan takut membuang sampah sembarangan.

Cara terbaik mengatasi masalah sampah adalah mengolah sampahnya masing-masing (sampah rumah tangga). Lalu bagaimana mengolah dengan praktis? Khusus sampah organik tentunya dengan teknologi daur ulang sampah yang efektif menggunakan bakteri pengurai yang ramah lingkungan sehingga cepat menjadi kompos (Bokashi) bermutu tinggi sambil menciptakan sistem edukasi yang tepat bagi masyarakat. Justru pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat, dan menyelesaikan sampah sejak dari rumah, sudah bisa memutus mata rantai masalah sampah di perkotaan. Tak ada salahnya kalau masyarakat kota bergerak sendiri untuk mengolah sampahnya sendiri.***

Komentar