Pengolahan Sampah Organik dengan Teknologi EM4

Dosen Unmas Denpasar Memberi Pelatihan Pengolahan Sampah Organik dengan menggunakan Teknologi EM dan Komposter bagi Operator TPS 3R di Kabupaten Klungkung. Sampah adalah segala sesuatu yang dianggap tidak lagi penting, merepotkan dan harus di buang karena merupakan sisa atau limbah dari suatu proses. Sampah umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik (bersifat degradable) yang tersusun dari senyawa organik yang dapat dihasilkan dari sisa makanan, limbah tanaman, ataupun kotoran. Jenis sampah organik mudah diuraikan oleh mikroba atau mikroorganisme. Sampah organik biasanya akan berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah basah atau sampah kering. Sampah Anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (non degradable ) contohnya : plastik, botol, dan logam, sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik. Melonjaknya hasil buangan sampah di masyarakat yang tidak di tangani dengan tepat akan menimbulkan kesulitan krusial bagi masyarakat. Pada hari Senin tanggal 30/08/2021 Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bangun Lestari Desa Akah Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung mengundang ibu Putu Eka Pasmidi Ariati, S.P., M.P. ( Ibu Echa ) dosen program studi Agroteknologi Pertanian dari Universitas Mahasaraswati sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan pengolahan sampah bagi operator / pekerja TPS 3R Akah Asri desa Akah dan TPS 3 R Bhuana Asri desa Selat, Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh I Ketut Darmawan, S.Pt (Kabid. Sarana dan Prasarana DLHP Kab. Klungkung), Sang Made Gede Dwitayana (Kasi. Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLHP Kab. Klungkung), Drs. I Putu Gede Susila (Penjabat Perbekel Desa Akah), I Gede Irwan Santosa (Ketua BPD Desa Akah), I Ketut Astawa (Ketua KPP Akah Asri Desa Akah), I Gede Yasa (Ketua KPP Bhuana Lestari Desa Selat), IB. Anom Wiyadnyana, I Made Hary Darma Diatmika, Ni Nengah Era Sugiartini & I Gusti Agung Krisna Divayana (TFL TPS 3R Kab. Klungkung) dan pesertanya dari Operator TPS 3R Akah Asri Desa Akah dan Operator TPS 3R Bhuana Lestari Desa Selat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap menjalankan prokes. Ibu Echa memberikan edukasi kepada masyrakat bagaimana memilah dan mengolah sampah rumah tangga agar bisa menjadi produk yang berguna dan bermanfaat, apalagi di masa pandemi covid -19 masyarakat Bali pada khususnya hanya mampu bertumpu pada sektor pertanian . Limbah buangan rumah tangga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan pupuk organik padat dengan menggunakan instalasi alat yang diberi nama komposter. Komposter sangat memudahkan kita karena sudah di desain sangat efektif dan efisien, satu alat bisa menghasilkan jenis pupuk organik yang berkualitas baik. Pengomposan atau pembuatan pupuk organik merupakan suatu metode untuk mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba. Proses pembuatannya dilakukan pada kondisi anaerobik. Pengomposan anaerobik adalah dekomposisi bahan organik tanpa menggunakan oksigen bebas; produk akhir metabolis anaerobik adalah metana, karbondioksida dan senyawa tertentu seperti asam organik. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik padat maupun cair adalah dekomposisi dengan memanfaatkan aktivitas mikroba, oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan. Kondisi optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses pengomposan, misalnya aerasi, media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba. Ibu Echa menganjurkan EM4 sebagai biostart, EM4 merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM4 juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian penggunaan EM4 akan membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Selain edukasi secara materi masyarakat khususnya operator/ pekerja TPS 3R Akah Asri dan TPS 3R Bhuana Asri Desa Selat sangat antusias melaksanakan pelatihan dengan mempraktekkan langsung bagaiman proses pembuatan pupuk organik dengan teknologi komposter. Diharapkan nantinya masalah sampah di dua desa ini bisa ditanggulangi dengan cepat mengingat permasalahan sampah merupakan permasalahan perioritas dan urgent yang harus di tangani di desa, mengingat kondisi TPA Sente yang ada di Kabupaten Klungkung kondisinya sudah overload sehingga terbit kebijakan Bupati Klungkung hanya residu B3 yang boleh diangkut ke TPA. ( Eka. Unmas)

Komentar