Pertanian Organik (12) Gunakan Fermentasi Urin Sapi Untuk Pupuk Cair

Oleh: Dr. Gede Ngurah Wididana *)

Peternakan sapi menghasilkan limbah berupa kotoran sapi dan urin (kencing) sapi yang jumlahnya cukup banyak. Sesuai ukuran berat badannya, secara rata-rata, sehari sapi makan 6 kg dan minum 6 liter, dengan mengeluarkan kotoran dan kencingnya 6 kg dan 6 liter per hari.

Limbah organik dari peternakan sapi bisa digunakan untuk pupuk padat organik dan pupuk cair fermentasi, yang bisa menyuburkan tanah. Kotoran sapi dikumpulkan disiram dengan 5% EM yang dilarutkan dalam air. EM juga disemprotkan untuk memandikan sapi, untuk menyehatkan kulit sapi.

Air minum sapi juga diberi 5% EM untuk menyehatkan perut sapi.  Kotoran sapi padat yang dikumpulkan akan terfermentasi dengan EM dan bisa digunakan untuk pupuk organik.

Limbah cair dari kencing sapi dan air buangan dari limbah ternak sapi dikumpulkan dalam bak atau tangki tertutup. Selanjutnya bisa diambil untuk disiramkan ke tanah pertanian melalui saluran irigasi atau dilarutkan ke air dan disiramkan dengan konsentrasi 1%.

Urin sapi yang dikumpulkan dicampur dengan EM 1% untuk memperkaya mikroorganisme yang menguntungkan, selanjutnya digunakan untuk menyiram tanaman. Urin sapi juga bisa dijual setelah dikemas dalam botol atau jirigen, ukuran 1-20 liter.

Limbah cair dari urin ternak lainnya seperti kelinci, kambing atau babi bisa dikumpulkan dan diberi EM untuk pupuk organik cair. Untuk skala komersil, urin sapi lebih banyak digunakan, yang umum dikenal dengan biourin. Artinya urin yang mengandung mikroorganisme yang menguntungkan. Penggunaan EM ke dalam urin sapi dapat meningkatkan kualitas pupuk cair urin karena mengandung mikroorganisme  efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Bersambung) .

*) Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group. linktr.ee/pakolescom

Komentar