EM4 Solusi Bagi Petani Organik

Intensitas pemakaian bahan - bahan kimia dalam intensifikasi lahan  baik sebagai pupuk, dan pestisida, telah terbukti merusak lahan-lahan pertanian. Pengunaan bahan - bahan kimia tersebut memang diawal memberikan peningkatan hasil panen yang signifikan dibanding sebelumnya, sehingga dalam waktu singkat penggunaan bahan-bahan kimia menjadi sangat populer terutama di daerah - daerah pertanian dan perkebunan. Salah satu dampak negatif intensifikasi lahan pertanian dan perkebunan dengan pengunaan bahan - bahan kimia terhadap ekosistem tanah adalah, pengerasan struktur tanah, tanah kehilangan materi organik, dan terkontaminasi logam berat. Tak hanya itu, jasad remik yang ada di dalam tanah menjadi mati.

Untuk membangun masyarakat desa yang mandiri,  perlu dikembangkan suatu teknologi yang mudah, murah, tepat, dan aman untuk jangka panjang. Yakni, aplikasi teknologi yang mampu menciptakan dan menjaga keseimbangan alami secara ekologis dalam usaha pertanian yang mampu meningkatkan daya dukung lingkungan dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman agar dapat berproduksi maksimal melalui pemberian input yang optimal ke dalam lingkungan tempat tumbuh tanaman. Teknologi itu  adalah Effektife Microorganism dengan merek dagang di Indonesia EM4. Teknologi EM4 merupakan teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah dan tanaman, dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yang berasal dari alam Indonesia, bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhanan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp), Bakteri Fotosentetik (Rhodopseudomonas Sp),Actinomycetes Sp, Streptomyces SP dan Yeast (ragi) dan Jamur pengurai selulose, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman.

Teknologi ini bekerja secara terpadu dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah, serta meningkatkan kualitas pertumbuhan tanama secara bersamaan. Tak dipungkiri, model pertanian organik teknologi EM4 ini dinilai lebih efisien, bernilai ekonomis tinggi, produknya pun aman dikonsumsi masyarakat, dan ramah lingkungan.Para pakar pertanian menilai, sistem pertanian organik berteknology EM4 menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pangan dan lingkungan. Jika saja, model pertanian organik ini dikembangkan menurut teknik yang tepat, secara ekonomis dapat berkembang, secara kultur pun dapat diterima. Tak hanya itu, sekarang ini pertanian organik teknology EM4 dapat dijadikan solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk dan ketergantungan petani terhadap input pertanian.

Petani sering gagal panen karena tidak mendapat pasokan pupuk, padahal banyak solusi yang dapat dilakukan sebagai pengganti pupuk kimia. Menjaga kesuburan tanah tak hanya sekadar memperhatikan komposisi unsur-unsur kimia (yang menjadi nutrisi bagi tanaman) di dalam tanah. Lebih dari itu, perlu memperhatikan mikroorganisme yang hidup di dalamnya. Makhluk kecil ini sangat penting keberadaannya. Karena membantu ‘’kehidupan’’ tanah. Mereka membantu proses pelapukan yang menambahkan materi organik ke dalam tanah. Selain menyuburkan, materi organik memperbaiki komposisi air dan udara di dalam tanah. Ini  membuat tanah memiliki struktur dan tekstur yang baik untuk perakaran tanaman.

Memperbaiki dan memelihara tanah bisa dilakukan melalui sejumlah teknik pertanian. Misalnya menggunakan sistem tumpang sari, tanaman gilir, penambahan mulsa, menerapkan strategi Tanpa Olah Tanah (TOT) atau melakukan pengomposan  (bokashi) dan daur ulang sumber daya yang  ada di lahan. Seluruh upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kandungan bahan organik di dalam tanah akan membantu tanah menjadi produktif. Dengan teknologi EM4 inilah, masyarakat bisa berinovasi dalam mengembalikan kesuburan tanah, menjaga lingkungan, mengajarkan ber-ahklak dengan alam raya serta  hidup sehat bersama hasil-hasil produksi organik.***Agus salam

Komentar