Pertanian Organik di Mata Masyarakat Dunia

Ada yang menarik yang dikatakan Direktur EMRO, Masaki Shintani dalam Meeting Asia Pasific Natural Agriculture Network (APNAN) baru-baru ini di Sanur Bali, bahwa teknologi kimia telah mengganggu keseimbangan alam dan berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan. Karenanya pertanian organik menjadi pilihan yang tepat untuk menyelamatkan alam. Inilah yang mendasari pasar organik terus berkembang di mancanegara.

 Isu keamanan pangan rupanya menyebabkan masyarakat dunia semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan, bahkan produk ramah lingkungan mulai menjadi persayaratan beberapa negara maju. Gaya hidup sehat dengan slogan “back to nature” menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang marak dalam menggunakan bahan kimia tersebut.

Pertemuan Meeting APNAN ini memberikan sinyal bahwa masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk bahan kimia dalam pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis.

Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus ber-atribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (ecolabelling attributes).

Dari pertemuan negara-negara yang tergabung dalam APNAN membuktikan bahwa, teknologi EM dianggap sebagai dimensi baru dalam pertanian modern, sehingga didirikan Pusat Penelitian EM yaitu International Nature Farming Research Centre (INFRC) yang berpusat di Atami, Jepang. Pada Tahun 1989 diadakan suatu Konferensi International untuk memperkenalkan Teknologi EM ke wilayah Asia Pasific dan dalam Konferensi tersebut di bentuk APNAN yang bertujuan membentuk jaringan international antara para ilmuwan dalam wilayah Asia Pasific, dalam rangka menunjang peningkatan penelitian, pendidikan, praktek dan teknologi pertanian alami yang akrab lingkungan. Kegiatan-kegiatan APNAN didasarkan pada prinsip-prinsip pertanian alami dan teknologi EM. APNAN beranggotakan 17 negara di Asia Pasific, antara lain Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Thaiwan, Korea Selatan, Myanmar, Srilangka, Pakistan, India, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Laos, New Zeland, Australia, dan Jepang.

Karena teknologi EM berdampak baik terhadap pengembangan pertanian, maka banyak sekali badan atau lembaga penelitian yang mendukung pengembangannya teknologi ini antara lain adalah NFRD (Nature Farming Research and Development Foundation) yang berpusat di Santa Rosa Road California, Mokichi Okada Foundation nature Farming Departemen, berpusat Sao Paulo Brazil, Kyusei Nature Farming Societis yang berpusat di Jepang, Thailand Nature Farming Promotion, Association berpusat di Thailand, Korea Nature Farming Research Center yang berpusat di Kwonsonku, Korea Selatan, EMRO (Effective Microorganisms Research Organisation) berpusat di Jepang, dan lain-lain. EMRO adalah organisasi penelitian dan pengembangan teknologi EM dan anggotanya lebih dari 30 negara. EMRO membiayai proyek penelitian dan penerapan teknologi EM dalam skala yang luas, mensponsori seminar dan konferensi international tentang hasil-hasil penelitian teknologi EM.

Komentar