Buah Naga Berteknologi EM4 Berbuah Manis
- 27 Maret 2018
- 10:09 WITA
- Pertanian Organik
Ada perbedaan buah naga yang menggunakan EM4 dengan pupuk kimia sintetis. Perbedaannya adalah, buah naga yang menggunakan pupuk organik yang telah difermentasi dengan teknologi EM4, rasanya lebih manis, segar, sehat dan terbebas dari residu kimia. Hal ini diamini oleh Kadek Sudiartana (50), petani buah naga asali Desa Kalisada, Seririt Buleleng Bali.
Menurut Kadek, penggunaan pupuk organik berteknologi EM4 terbukti menghasilkan buah naga yang teksturnya lebih besar dan rasanya lebih manis dibandingkan dengan budidaya buah naga menggunakan pupuk kimia sintesis. ‘’Kami memelihara Sapi Bali di sekitar lahan, dari kotoran dan air seninya kita tampung terus difermentasi dengan EM4 sehingga pupuk kandang ini lebih berkualitas,’’katanya.
Menurut pria bersahaja ini, merawat tanaman buah naga memang cukup mudah. Namun, pemberian pupuk secara berkala dan benar akan memberikan hasil yang maksimal. Apalagi dengan seringnya memberikan pupuk organik, pertumbuhan tanaman ini akan semakin subur dan cepat menghasilkan buah yang manis dan segar.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik atau pupuk alami dari kotoran hewan (pupuk kandang) yang difermentasi dengan EM4. Karena menurut Kadek, pemupukan dengan teknologi EM4 terbukti menghasilkan buah naga lebih besar dan lebih manis rasanya dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia sintesis (Urea, NPK dll).
Dengan memberikan pupuk alami ini, tanaman buah naga mampu menyimpan hara atau nutrisi untuk menghasilkan daging buah yang baik. Pemberian pupuk juga dapat membuat batang tanaman nampak kokoh dan tidak mengkerut. Jenis pupuk kandang yang diberikan pada tumbuhan buah naga adalah bersumber dari kotoran sapi atau kambing. Kedua jenis pupuk kandang ini sangat cocok karena kotoran sapi maupun kambing sama-sama memiliki unsur yang panas yang dapat menghangatkan media tanam. Apalagi, tumbuhan buah naga hanya tumbuh baik pada kondisi lahan yang tidak lembab, sebagaimana kondisi lahan untuk tanaman kaktus yang hidup di gurun.
Selain pupuk organik padat, dapat juga diberikan pupuk cair. Pupuk organik cair di semprotkan 7 hari sekali atau 14 hari sekali, tergantung keperluan yang intinya semakin sering diberikan pupuk semakin bagus. Jarak bibit buah naga yang ideal adalah 2,5 x 2 m. Pada lahan perlu dibuatkan ajir atau tiang penyangga yang berfungsi sebagai tempat merambatnya batang tumbuhan. Tiang penyangga dapat dibuatkan dari beton (semen) yang tingginya 160-200 cm. Selain dari beton, tiang penyangga juga dapat dibuat dari kayu yang di tancapkan sedalam 50 cm. Alternatif lain adalah penggunaan tanaman hidup berbatang kuat.
Memang, potensi pasar dan jumlah permintaan yang semakin tinggi menjadikan buah naga laris manis dipasaran, tak hanya enak disantap sebagai sop buah, tapi buah naga ini menjadi obat herbal yang berkhasiat. Banyak sekali manfaat buah naga bagi kesehatan, karena memang zat yang terkandung dalam buah naga cukup banyak seperti kalori, protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin C, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B12, serta kandungan air.
Bahkan buah naga bisa mencegah kanker, menjaga kesehatan jantung, mencegah diabetes, meningkatkan kekebalan tubuh, merawat kesehatan kulit, menetralkan racun, merawat kesehatan mata, menghambat penuaan dini, memperkuat tulang, gigi dan lain-lain.
Tanaman buah naga masuk dalam keluarga kaktus, sangat cocok ditanam di lahan kering dan di daerah tropis. Oleh sebab itu, iklim dan keadaan tekstur tanah di Indonesia cocok untuk pengembangan agribisnis buah naga. Nah, tunggu apalagi pakai saja EM4 untuk budidaya buah naga anda. ***
Komentar