Pertanian Organik (20) Kultur Campuran Mikroorganisme Menguntungkan Lebih Efektif
- 23 Juli 2021
- 18:40 WITA
- Pertanian Organik
Oleh: Dr. Gede Ngurah Wididana *)
Salah satu kesimpulan yang menarik dari tulisan ilmiah Dr. Teruo Higa dan Dr. James F. Parr tentang penggunaan mikroorganisme yang menguntungkan ke dalam tanah dalam buku Beneficial and Effective Micrororganisms for Sustainable Agriculture and Environment adalah dengan menggunakan kultur mikroorganisme campuran yang menguntungkan memberikan hasil lebih efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibandingkan dengan penggunaan kultur mikroorganisme tunggal.
Kesimpulan di atas berdasarkan dari hasil penelitian dengan menginokulasikan (memasukkan) kultur mikroorganisme tunggal yang menguntungkan ke dalam tanah, walaupun mikroorganisme tersebut berasal dari tanah yang sama dan dalam jumlah yang sangat tinggi. Mikroorganisme tunggal tersebut kalah bersaing perkembangannya dengan mikroorganisme-mikroorganisme lain yang asli di dalam tanah.
Sebaliknya, inokulasi mikroorganisme campuran yang menguntungkan sangat cepat pertumbuhannya di dalam tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Di simpul ini, inokulasi mikroorganisme campuran yang menguntungkan (EM) lebih efektif daripada inokulasi mikroorganisme tunggal.
Pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan dilakukan dengan menambah bahan organik dan menyiramkan atau menyemprot EM ke dalam tanah. Tujuannya, untuk meningkatkan populasi mikroorganisme yang menguntungkan menjadi dominan, menyuburkan dan menggemburkan tanah. Dengan cara demikian, kondisi tanah tetap sehat dan subur serta bisa dikondisikan untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Mikroorganisme campuran yang menguntungkan tersebut di dalam tanah bekerja sama saling mendukung (coexist), sehingga hidupnya menjadi dominan dan dapat membantu menekan mikroorganisme yang merugikan di dalam tanah. Tanah yang subur dan sehat akibat pemberian mkroorganisme yang menguntungkan disebut dengan tanah fermentasi (Zymogenic soil) dan tanah penekan penyakit (disease suppresive soil), yang di dalamnya memiliki populasi mikroorganisme fermentasi (Lactobacillus, ragi) dan mikroorganisme sintetik (bakteri fotosintetik, bakteri pengikat nitrogen, pelarut fosfat) dan mikroorganisme penekan penyakit (Penicillium, Trichoderma, Aspergilus, Actinomycetes, Streptomyces).
Penerapan teknologi EM ke dalam tanah adalah suatu teknik pertanian organik untuk menginokulasi mikroorganisme campuran yang menguntungkan guna menyuburkan dan menyehatkan tanah, sehingga tanaman bisa berproduksi maksimal dengan biaya yang minimal. (bersambung)
*) Direktur Utama PT Songgo Langit Persada. linktr.ee/pakolescom
Komentar