EM4 Untuk Mengolah Limbah Industri

Perusahaan dibidang Pengelolaan Limbah Industri serta limbah domestik sudah beroperasi sejak dua tahun silam, limbah padat dan cair diolah dengan mengkombinasikan proses-proses pengolahan secara fisika, kimia dan biologi, sehingga   limbah aman untuk dibuang ke lingkungan sekitar.

            Belakangan proses pengolahan limbah sedikit terganggu dengan adanya limbah yang tidak terurai sempurna, khususnya limbah susu (limbah padat). Sebagian limbah berhasil diolah dan terurai namun ada sebagian limbah tidak terurai sempurna dan tertinggal pada mesin pengolahan limbah. Selama ini pemanfaatan limbah padat tersebut belum optimal. Sebagian kecil limbah hanya dimanfaatkan sebagai tanah urugan pada area di sekitar pabrik, sedangkan sisanya ditimbun begitu saja.

            Hasil sampingan dari Instalasi Pengolahan  Limbah ini jika dibiarkan terus menerus, menjadi masalah, semakin lama pabrik akan kekurangan lahan untuk penimbunan limbah, tindakan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan memanfatkan sebagai bahan baku Kompos atau Bokashi.  Endapan sisa limbah  mengendap dan bertambah jumlahnya setiap hari, “Hampir satu ton, dan tiap hari jumlah bertambah, bentuknya berupa lumpur dan butiran pasir, basah dan berbau menyengat.

            Meski tergolong Limbah B3, limbah tidak terurai sempurna  masih bisa dimanfaatkan karena merupakan organik, limba tersebut akan dikelola menjadi kompos, Guna mengatasi limbah yang tidak terurai,ingin coba mengelola limbah tersebut mejadi bahan utama kompos, sehingga memiliki nilai ekonomis. ‘Teknologi EM4 dicoba terapkan, apakah nanti akan dihasilkan kompos. EM4 akan  digunakan untuk mengatasi limbah tersebut.

            Limbah susu yang mengendap dan sulit diolah terdiri dari dua tipe, yakni  berupa Sluge (lumpur) dan Blotong. Sluge merupakan limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung bio massa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap. limbah ini menyerupai tanah liat, bewarna coklat pucat, mengeluarkan aroma kurang sedap dengan bau menyengat.

            Sementara, Blotong adalah limbah padat yang dihasilkan dari stasiun pemurnian.  limbah ini, menyerupai bokahan pasir halus, bewarna abu-abu kehitaman. Jika dibuang ke sungai maka akan menyebabkan kadar oksigen terlarut dalam air akan berkurang sehingga dapat menyebabkan air menjadi keruh, gelap dan berbau kurang sedap, karena bakteri merombak bahan organik menjadi senyawa sederhana.

            Tahap pertama uji coba adalah membuat Bokashi pada menggunakan bahan utama Sluge, lalu Blotong dan terakhir kombinasi kedua bahan tersebut. Bahan organik, pupuk kandang, dedak, bekatul serta EM4 aktif digunakan pada uji coba tersebut. langkah kerja uji coba ini sama dengan pembuatan Bokashi padat pada umumnya.

            Bahan utama, sluge ditambahkan dedak, pupuk kandang (kohe kambing), bahan organik. selanjutnya seluruh bahan diaduk dan dicampur jadi satu, selain proses pengadukan EM4 aktif disemprotkan hingga seluruh bahan terkena larutan EM4. setelah itu, menempatkan bahan di tempatkan pada wadah lalu difermentasi selama 7 hari, langkah ini juga dilakukan pada limbah Blotong dan kombinasi limbah Sluge dan Blotong. Setelah tujuh  hari, masing-masing bahan diambil sebagai sample uji lab untuk diketahui unsur hara dan makro yang terkandung.

            EM4 pada tahap awal uji coba “Bokashi” dengan menggunakan bahan utama limbah Sluge dan Blotong, menunjukan hasil positif, EM4 dapat mengatasi bau busuk limbah, Bokashi cenderung mengeluarkan aroma wangi EM4 yang khas.***

Komentar