Mahasiwa UNAS Buat Bokashi Untuk Atasi Sampah

Puluhan mahasiswa terlihat sibuk mengaduk aduk bahan berupa dedak, pupuk kandang, rumput kering daun, dan EM4. Meski sedikit berkeringat, mereka semangat dan tidak menghiraukan tangan dan baju mereka kotor. Melalui arahan sang mentor, mereka mengikuti semua intruksi dalam pembuatan Bokashi.

Inilah salah satu kegiatan yang terekam dalam kegiatan pelatihan pembuatan Bokashi yang diadakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) Universitas Nasional Jakarta. Pelatihan Bokashi diadakan di kebun percobaan Universitas Nasional Jakarta. kegiatan ini sebagai salah satu upaya dalam membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah yang dimulai dari lingkungan sekitar dengan memberdayakan sampah di lingkungan kampus menjadi Bokashi.

Pelatihan diikuti oleh puluhan peserta, yang sebagian besar adalah mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Nasional. Kegiatan diawali dengan pengenalan Bokashi dan dilanjutkan dengan praktek pembuatan Bokashi, sejarah Bokashi, penemunya serta aplikasinya pada dunia pertanian dijelaskan secara singkat oleh mentor. Bokashi merupakan pupuk organik dengan teknologi EM4, Bokashi dipopulerkan pertamakali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat dengan cepat dan efektif. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa Jepang yang artinya perubahan secara bertahap.

Sedangkan EM4 merupakan jenis mikroorganisme dekomposer untuk membuat pupuk Bokashi. EM4 ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang melalui penelitian yang cukup panjang. Bokashi dibuat dengan menggunakan bahan utama seperti halnya dalam pembuatan kompos pada umumnya. Hanya saja pada Bokashi ada perlakuan fermentasi EM4. Praktek dimulai dengan memotong sampah organik berupa ranting-ranting, daun, jerami dan kertas, hingga ukuran tidak lebih dari 5 cm, selanjutnya bahan ditambahkan dedak, bekatul, arang sekam, pupuk kandang, seluruh bahan diaduk hingga tercampur merata, lalu ditambahkan larutan EM4 aktif (EM4 yang sudah ditambah molase dan air). Meski terlihat kotor, peserta yang terbat dalam praktek pembuatan Bokashi terlihat senang, canda tawa mengiringi kegaiatan tersebut, namun begitu pembuatan Bokashi tetap berjalan serius. Bokashi yang telah jadi selanjutnya diletakan dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama 7 hari.

 Ir. Inkorena.G.S. Sukartono, M.Agr mengatakan, dengan teknologi EM4 proses pengomposan jauh lebih cepat dibanding konvensional, unsur hara pada Bokashi juga lebih lengkap sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah serta memberi nutrisi dan hara komplek pada tanaman. EM4 juga memiliki fungsi lain, EM4 tidak hanya untuk pembutan Bokashi saja tetapi juga dapat digunakan langsung sebagai pupuk daun,” Ujar IGS Kartono yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nasional.

Pada kegiatan ini, HIMAGRO mendapat kunjungan istimewah alumi UNAS yang dikenal sebagai pelopor pertanian organik di tanah air “Gede Ngurah Wididana”, Pria yang diakrabi Pak Oles ini memberi wejangan kepada mahasiwa untuk selalu optimis dan bekerja keras. “Jurusanpertanian mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, hampir seluruh bidang bisa dimasuki oleh lulusan pertanian,”terang Pak Oles dihadapan peserta pelatihan.

Kunjungan, Direkyur Utama PT. Songgolanggit Persada ini dimanfaatkan peserta untuk menimba ilmu dan bertukar pikiran, peserta dapat belajar mengenai kesuksesan Pak Oles mengembangkan teknologi EM.. Pelatihan Bokashi adalah salah satu agenda rutin dari HIMAGRO, kegiatan ini merupakan pelajaran tambahan, sebagai pembekalan kepada mahasiswa untuk pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya HIMAGRO membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah. Pelatihan Bokashi dapat terselenggara atas kerjasama fakultas Pertanian Universitas Nasional dengan PT. Songgolangit Persada (SLP) selaku agen tunggal EM4. HIMAGRO rencana akan menjalin kerjsama lebih lanjut dengan SLP, termasuk di dalam memasarkan Produk Bokashi Kotaku di kios Pertanian di seputaran Kampus UNAS di Jakarta Selatan dan Sekitarnya. “Ini juga bisa buat pembelajaran bagi mahasiswa, bisa berinteraksi dan membantu memasarkan Bokashi kotaku di kios-kios pertanian di seputaran kampus, keuntungan dari ini nanti bisa menjadi sumber dana HIMAGRO,” Terang Kartono. Pelatihan Bokashi ditutup sesi foto bersama seluruh peserta dengan Pak Oles. ***

Komentar