Beternak Sapi Organik Dengan EM4

Beternak sapi  telah  lama dikenal masyarakat. Namun sayangnya, usaha yang menjanjikan ini, sekedar usaha sampingan saja. Kalau serius dengan target tertentu? Pasti menjadi usaha yang menguntungkan tentunya.

Perlu diketahui, laju pertambahan penduduk yang terus meningkat serta kebutuhan peningkatan gizi masyarakat Indonesia, sangat memerlukan tambahan konsumsi daging.

Karena itu, beternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat.

Untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani, peternak perlu meningkatkan produksi daging. Perkembangan usaha penggemukan sapi didorong oleh permintaan daging yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Diharapkan Indonesia bisa berswasembada daging dan tidak perlu mengimpor.

Namun tentunya, usaha tersebut memerlukan teknologi tepat guna dengan biaya   murah. Apalagi peningkatan usaha peternakan sapi sebaiknya diarahkan agar meminimalkan penggunaan produk pakan kimiawi. Atau lebih jelasnya, peningkatan usaha peternak sapi perlu diarahkan ke peternakan sapi organik.

 Dengan potensi alam yang tersedia, pakan alami sangat mudah didapat. Dengan bioteknology yang tepat, limbah pertanian dapat diolah menjadi pakan berkualitas tinggi. Limbah yang difermentasi misalnya, kandungan gizi dan protein lebih tinggi, lebih mudah dicerna oleh ternak dan bisa disimpan dalam waktu satu bulan. Dengan bioteknology yang berteknologi EM4 ini, juga menghasilkan pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Dengan EM4 ini, persoalan sanitasi dan lingkungan dapat diatasi.

Melalui Teknologi EM4, ternak sapi lebih sehat karena mampu menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak, walhasil bobot sapi akan terus bertambah dan memiliki keuntungan  yang lebih besar.

Karena itu,  produk teknology mikrobia yang berguna untuk membantu menaikan kadar protein.Dengan Kelebihan menggunakan EM4, para calon peternak sapi potong bisa termotivasi agar lebih serius menangani peternakan sapi organik.

Tentunya, dengan banyaknya usaha sapi di masyarakat, pemerintah  berharap masyarakat bisa memenuhi kebutuhan daging secara mandiri. Kenyataan saat ini, hampir 20 % dari kebutuhan daging sapi di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

Memang, swasembada daging tidak hanya terkait dengan ternak sapi. Esensinya, ke depan upaya peningkatan populasi dan produksi daging juga menyangkut berbagai jenis ternak lain seperti domba, kambing, kerbau, kelinci dan beragam ternak unggas yang produktif untuk dibudidayakan.

Tentunya, pembangunan peternakan bukan hanya urusannya Departemen Pertanian saja, tetapi juga menuntut kepedulian serta dukungan banyak pihak termasuk masyarakat, dengan perspektif selain tercukupinya kebutuhan protein hewani (daging - susu - telur) juga terbukanya lapangan kerja berkat berkembangnya usaha peternakan.**

Komentar