Sayuran Organik Paling Cocok dengan EM4

Bukan karena harga pupuk kimia yang mahal, tetapi karena kesadaran akan pentingnya kesehatan merupakan alasan yang tepat orang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Dan teknologi yang paling tepat mewujudkannya dengan teknologi EM4.

 Wayan Sulas dari Desa Tengkulak Ubud Bali mengakui keefektifan penggunaan EM4, selain harganya yang murah, EM4 merupakan teknologi pertanian yang dapat dipertanggungjawabkan dan terbukti memberikan hasil yang memuaskan. Sebab hal ini telah dibuktikan pada komoditas lainnya seperti pada tanaman padi, pepaya, jagung dan lain-lain. ‘’Apalagi pada budidaya sayuran organik pasti hasilnya lebih maksimal, katanya.

Wayan  memanfaatkan lahan-lahan kosong pada budidaya pepaya organik untuk di tanaman sayuran organik seperti terong, cabe, caisin, tomat dan lain-lain. Wayan pun tak segan-segan membagi Pertanian Organik Paling Cocok dengan EM4 pengalammnya bertanam sayuran organik yang menurutnya untuk memulai bertanam sayuran organik atau budidaya sayuran di lahan sempit tidaklah susah, kita tinggal menyiapkan tempat bertanam yang terdiri dari pot, polibeg dengan dibuatkan beberapa lubang kecil agar air tidak tergenang. Atau di pekarangan rumah yang tanahnya digemburkan dulu dengan aplikasi menggunakan bokashi padat. Dan bokashi cair dalam perawatannya. Untuk membuat bokashi padat, Wayan membuatnya dalam 1 ton pun Cara membuat bokashi dengan bahan organik yang ada di sekitar seperti rumpu, jerami padi, daun-daun, sampah rumah tangga dan lain-lain. Bahanbahan sampah organik ini ditambah dedak dan juga pupuk kandang.

Setelah itu larutkan EM4 dan molas ke dalam air dengan dosis 1-10 cc perliter air. Campur bahan-bahan organik (jeram,dedak,dll) tersebut secara merata, siramkan larutan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%(bila adonan di kepal dengan tangan, air tidak akan keluar dari adonan dan bila kepalan dilepas kembali maka adonan akan megar). Adonan digundukkan di atas ubin kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Periksa suhu setiap hari. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 o C.

Jika suhu lebih dari 50 o C, bukalah karung penutup dan gundukan dibalik-balik agar suhunya turun mendekati suhu 40-50 o C, kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam sekali.Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk bokashi digunakan ketika diawal pengolahan tanah, atau untuk media tanam. Untuk perawatan menggunakan bokashi cair yang di siram atau di kocor setiap 1 minggu sekali. Sedang untuk mengusir hama penyakit yang memakan daun, Wayan menggunakan pestisida organik agar aman di konsumsi, Karena kalau menggunakan pestisida kimia di khawatirkan residu yang dihasilkan dari pestisida kimia akan melekat dan terserap dalam sayur semingga tidak akan bagi kesehatan yang mengkonsumsinya.’’Biasanya pestisida kimia tak mudah luluh dalam seminggu, sehingga jika dipanen, residu kimia yang disemprotkan ke daun sayuran masih melekat sehingga tidak akan di konsumsi,’’katanya. Beda dengan pestisida organik yang bahan-bahan dari rempah-rempah organik, jika rwidu pestisidanya akan membuat yang konsumsinya sehat.***

Komentar